Aktivitas Luar Ruang Bermanfaat untuk Memperluas Wawasan Anak

Rabu, 01 Juli 2015

Saat ini, anak-anak cenderung menghabiskan waktunya dengan aktivitas dalam ruangan seperti menonton televisi, bermain games, surfing di internet, hingga berinteraksi dengan gadget. Padahal, anak seumuran mereka harusnya masih mengalami pembentukan karakter. Anak-anak usia 7-12 tahun masih membutuhkan pembelajaran berbasis pengalaman (experiental learning) dalam perkembangan mereka. Kegiatan experiental learning seperti outdoor-based activity akan membantu anak-anak untuk mengasah kemampuan berpikir dan fisik mereka dalam menghasilkan anak yang menghasilkan anak yang memiliki karakter yang tangguh, mandiri, hebat, serta pandai bersosialisasi.
Berikut ini adalah manfaat dari bermain di luar ruangan bagi anak-anak.
1. Manfaat fisik
    Dengan bergerak bertujuan untuk melatih koordinasi motorik kasar, yang merupakan dasar dari keseimbangan tubuh dan pikiran kelak. Anak juga belajar kelincahan, yang nantinya digeneralisasi untuk kelincahan berpikir. Banyak bergerak juga dapat membuat anak lebih sehat, jadi modal dasar buat segala pertumbuhan perkembangan yang lain.
2. Manfaat kognitif
    Dengan bermain di luar ruangan, anak akan lebih luas wawasannya. Mulai dari wawasan lingkungan, sampai wawasan segala strategi permainan yang dimainkan. Luasnya wawasan bisa meningkatkan keluasan minat, juga bisa meningkatkan kemampuan anak dalam berkonsentrasi, dan ini berkaitan dengan kemampuan mengingat anak.
3. Manfaat bahasa
    Anak mendapatkan berbagai kosa kata tentang kehidupan di luar ruang. Ketika berinteraksi dengan teman-teman, ia juga belajar cara berkomunikasi dengan teman-teman bermain.
4. Manfaat emosi
    Anak belajar mengalami ragam emosi (senang, girang, sedih, marah, malu, merasa bersalah, dll) dalam konteks bermain dan belajar mengatasinya. Bermain di luar ruang dan banyak bergerak juga melepaskan tekanan emosi anak sehingga emosi negatif (marah, sedih, kesal, dll) cenderung berkurang, stres pun ikut berkurang.
5. Manfaat sosial
    Didapat ketika anak bermain dengan anak lain. Mereka belajar bekerja dalam satu tim, belajar saling memengaruhi, saling menjatuhkan, salig menolong, dan berbagai keterampilan sosial lainnya. Teman-teman yang didapat juga bisa jadi teman masa kecil yang dikenan atau jadi teman seumur hidup untuk kelak bermanfaat di masa dewasa.

Dikutip dari Koran Jakarta Hal 13, Kamis 25 Juni 2015 dengan beberapa perubahan.