Waspada Makanan Bakar Atau Panggang

Kamis, 02 Agustus 2018


   
Setiap makanan yang cara memasaknya tidak dengan sempurna, baik dan benar, pasti akan ada efek negatif bagi tubuh. Begitu pula dengan pertanyaan lebih berbahaya mana antara makanan yang di goreng dengan yang dibakar/dipanggang, jawabannya kembali pada cara 'memasaknya, sudah baik dan benar atau tidak.

Cara memasak lele misalnya, yang digoreng dalam waktu lama sampai kering, tentu tidak lebih sehat di banding dengan dibakar dengan metode yang benar. Misal, dikasi aluminium foil, tidak kontak langsung dengan arangnya, dan tidak dalam waktu lama.

Namun sayangnya, kebanyakan kita suka kontak langsung dengan arangnya ketika membakar ikan atau daging. Sudah begitu, membakar suka dalam waktu yang lama hingga gosong yang di nilai akan lebih enak. Cara itu hasil bakarnya tidak sehat bagi tubuh kita.

Kalau kita bakar daging, misalnya, seharusnya tidak melebihi tingkat kematangan daging (baca=74-80 derajat celcius). Bila sudah mencapai titik derajat kematangan, lantas terus kita bakar, protein daging tersebut akan berubah menjadi senyawa Karsinogenik.
Daging demikian itu bila kita konsumsi, akan memapar tubuh yang memiliki gejala kanker akan menyebabkan inisiasi bagi tubuh mereka dan benar-benar akan terkena kanker.


   
Salah satu tips bila ingin makan makanan bakaran, pertama usahakan di bumbuhi dahulu seperti di kasi kecap atau di lapisi bumbu, kedua jangan sampai kontak langsung dengan arang. Coba dibungkus dengan aluminium foil, kemudian baru di bakar, ketiga bila sering makan makanan bakar jangan lupa mengkonsumsi zat anti oksidan, seperti sayur-sayuran atau buah-buahan untuk menangkal senyawa karsinogen pada ikan/daging bakar yang tak terkendali.

Waspadai juga bila memanggang ikan/daging diatas bakaran yang asapnya tebal karena kayu diberi minyak tanah. Akan lebih sehat bila menggunakan batu bara asli. Jangan dibayangkan ekses zat karsinogenik penyebab kanker itu akan bereaksi langsung terhadap tubuh. Kanker itu tumbuh bertahap, mulai dari inisiasi yang dipapar zat karsinogenik kemudian memasuki fase promotor, yakni sel yang sudah rentan terpapar zat karsinogen itu akan bermutasi menjadi sel kanker. Dan fase berikutnya yakni progresif yang pertumbuhan sel kanker tidak bisa dikendalikan yang akhirnya menjadi kanker.

Tentu lebih waspada lagi bila makanan bakar bukan kita sendiri yang membakar. Resikonya lebih rumit lagi untuk di antisipasi dan di kendalikan. Padahal yang mengkonsumsi juga anak-anak kita.